Jakarta, CNN Indonesia -- Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 9.430 unit rumah susun (rusun) yang siap dihuni oleh warga Jakarta. Rusun siap huni tersebut diperuntukkan bagi warga berpenghasilan rendah. Rincian lokasi rusun tersebut yakni Rusunawa BLK Pasar Rebo sebanyak 346 unit, Rusunawa Nagrak sebanyak 3.570 unit, Rusunawa Rorotan sebanyak 1.020 unit, Rusunawa Semper sebanyak 233 unit, Rusunawa KS Tubun sebanyak 524 unit. Kemudian Rusunawa Rawa Buaya sebanyak 778 unit, Rusunawa Pulogebang Penggilingan sebanyak 636 unit, Rusunawa Penggilingan sebanyak 1.530 unit, Rusunawa Pulogebang sebanyak 255 unit, serta rusunawa Rawa Bebek sebanyak 255 unit. Sebenarnya ada rusun lagi yang tersedia yakni Rusun Pengadegan sebanyak 188 unit dan Rusun Tegal Alur sebanyak 95 unit. Namun, kedua rusun tersebut sudah penuh oleh warga yang mendaftar.Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Meli Budiastuti mengatakan ada 14.624 warga yang sudah masuk daftar tunggu sejak 2013 sampai 2018. Meli mengatakan warga yang sudah masuk dalam daftar tunggu tersebut harus melakukan pendaftaran ulang untuk mendapatkan unit rusun. "Karena begini, kita melihat data warga yang dulu mendaftar itu banyak yang tidak meninggalkan nomor telepon, dia daftar berdasarkan KTP. Kami kan sulit kalau kirim surat satu per satu," tutur Meli di Gedung DPRD DKI, Rabu (17/10). Menurut Meli, dari 9.430 unit rusun baru 20 persen saja yang terisi oleh warga. Sisanya belum terisi karena masih menunggu warga daftar ulang terlebih dahulu.Meli mengatakan jumlah warga yang masuk daftar tunggu lebih banyak dari ketersediaan rusun. Namun menurutnya, Disperkim akan kembali melakukan verifikasi ulang terhadap warga yang masuk daftar tunggu tersebut. "Yang registrasi ulang itu belum tentu lulus semua, kita akan verifikasi dulu," katanya. Aktivitas warga di rusun Tambora, Jakarta Barat. (CNN Indonesia/Hesti Rika) | Pendaftaran ulang itu digelar sampai akhir Oktober. Nantinya, pada 1 November, daftar ulang masih bisa dilakukan tetapi di kantor-kantor Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS). Meli menambahkan daftar ulang itu dilakukan untuk memastikan warga yang ketika itu mendaftar masih membutuhkan rusunawa. Sebab, program rusunawa saat itu diperuntukkan bagi warga terpogram, yakni warga yang tempat tinggalnya terkena dampak pembebasan lahan. Rusun bagi MBR Meli menyampaikan rusun tersebut memang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rusun yang berlokasi di daerah strategis, seperti Rusun KS Tubun dan Rusun Rawa Buaya, tarif sewa yang dipatok sebesar Rp1,5 juta. "Rusun yang lokasinya strategis seperti K.S. Tubun dan Rawabuaya itu Rp1,5 juta per bulan, di luar listrik. Itu untuk MBR yang berpenghasilan Rp4 juta sampai Rp7 juta," katanya. Meli mengatakan untuk rusun lainnya tarif sewanya dipatok sebesar Rp765 ribu per bulan. Sebenarnya tarif rusun yang dipatok seharusnya juga sebesar Rp1,5 juta, namun karena berbagai pertimbangan akhirnya tarif sewa diturunkan hingga 50 persen."Kami lihat ada yang lokasinya di pinggir Jakarta, ada di dalam jalan, makanya kita lakukan pengurangan. Kita ajukan permohonan ke Gubernur terkait pengurangan 50 persen," tutur Meli. (dis/pmg) Let's block ads! (Why?) October 18, 2018 at 04:13AM via CNN Indonesia https://ift.tt/2pYzyKM |
No comments:
Post a Comment