Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan sepeda motor di Indonesia diperkirakan mulai menaikkan harga pada Kuartal I-2019 seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, mengatakan kenaikan harga jual dipertimbangkan jika rupiah terus berada di level Rp 15.000/US$ hingga akhir tahun. "Kita lihat dulu dampak pelemahan rupiah sampai 3 bulan ke depan. Kalau dolar terus bertahan di atas Rp 15.000/US$, baru kami akan lakukan penyesuaian. Ini kan baru seminggu, masih fluktuatif," jelas dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/10/2018). "Ya kemungkinan besar kami akan tahan harga sampai akhir tahun. Jadi penyesuaian baru akan berlaku pada kuartal I tahun depan," imb uhnya.
Sigit menuturkan sebetulnya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sepeda motor produksi RI telah mencapai 90% sehingga saat ini dampak pelemahan rupiah masih dirasa tidak terlalu berpengaruh. "Apakah berpengaruh ke biaya produksi? Itu tergantung masing-masing APM [agen pemegang merk], ada yang bisa efisiensi. Rasanya saya masih optimis dengan target penjualan karena hingga Agustus sudah mencapai 4,2 juta unit. Jadi kan tinggal sedikit lagi," kata Sigit. Data penjualan yang diperoleh AISI menunjukkan, sepanjang Januari-Juli 2018, lima APM yang tergabung yakni Honda, Kawasaki, Suzuki, TVS, dan Yamaha telah berhasil menjual 3,6 juta unit. Adapun ekspor motor mencapai 314 ribu unit (8,03%). Dari kelima merk tersebut, Honda masih menguasai pangsa pasar sepeda motor di Tanah Air, dengan mencatatkan penjualan mencapai 2,69 juta unit, diikuti Yamaha sebanyak 818 ribu unit. (ray/ray) Let's block ads! (Why?) October 11, 2018 at 06:40PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2CzJq61 |
No comments:
Post a Comment