Jakarta, CNBC Indonesia - Sungai Citarum adalah sungai terpanjang yang dimiliki Provinsi Jawa Barat. Sungai itu menjadi sumber air minum untuk masyarakat di Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung.
Namun sayang, Citarum telah tercemar. Semenjak industrialisasi, kawasan sekitar sungai itu dipenuhi pabrik-pabrik dan menyebabkan tumpukan limbah menjadi satu di sungai sepanjang 300 km ini. Citarum bahkan disebut-sebut sebagai sungai terkotor di dunia.
Limbah yang ada di Citarum beragam, mulai dari sampah rumah tangga hingga limbah kimia beracun dan berbahaya dari industri. Padahal Citarum merupakan sumber dari denyut nadi perekonomian Indonesia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, pemerintah memandang permasalahan lingkungan di Sungai Citarum sebagai masalah luar biasa.
Bagaimana tidak, menurut penelitian, mikro plastik yang dibuang ke sungai sampai dimakan ikan. Ikan itu dikonsumsi warga, khususnya wanita, yang sedang mengandung, sehingga wanita yang hamil akan melahirkan anak dengan kondisi tidak mampu tumbuh atau kuntet. Perlu diakui permasalahn Sungai Citarum ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun daerah. Ridwan Kamil, sang Gubenur Jawa Barat pun akan segera mencari solusi untuk Citarum. Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, memerinci empat masalah besar Sungai Citarum, yaitu banjir, kotor, sedimentasi, dan semrawut. Semua masalah akan coba diselesaikan. "4 Masalah BESAR CITARUM yang akan diurai dan dicarikan solusi teknisnya selama 5 tahun kedepan, hasil Rapat kerja dengan para pengelola air sungai BBWS Jawa Barat. Doakan lancar dan mohon bersabar karena satu demi satu masalahnya akan coba diurai.#JABARJUARA" tulis beliau dalam laman instagram pribadinya dikutip CNBC Indonesia hari ini. Foto: Ilustrasi Masalah Citarum (dok.instagram @ridwankamil) |
Foto: Ilustrasi Masalah Citarum (dok.instagram @ridwankamil) | Beberapa waktu lalu, Kang Emil sangat optimis akan melahirkan perubahan untuk Sungai Citarum. "Selama kemarau kita akan maksimalkan pengerukan. Pengerukan itu belum maksimal karena jumlah alatnya masih sedikit, besok lusa akan kami upayakan sesuai kebutuhan TNI," tutur Kang Emil pada 28 September 2018. Sudah seharusnya semua pihak, termasuk Kang Emil, mencarikan solusi untuk Sungai Citarum. Ini karena setiap tahunnya selalu menimbulkan banjir tahunan yang merugikan ribuan warga sekitar sungai tersebut. (miq/miq) Let's block ads! (Why?) October 14, 2018 at 11:28PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2Pxb6eB |
No comments:
Post a Comment