Jakarta, CNN Indonesia -- Cuaca Bintaro pada suatu sore pada Oktober 2018 terasa cukup terik. Namun hawa panas itu seolah tertutup akan rindangnya pepohonan di sekitar rumah pasangan musisi Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Rumah yang tampak dari luar didominasi warna putih dan bergaya ala Mediterania ini terletak di salah satu sudut perumahan di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Kala itu, kediaman musisi 'nyentrik' asal Bandung ini tampak sepi. Melly hanya ditemani beberapa orang asisten beserta beberapa ekor kucing peliharaannya. Tahun ini, Melly genap 30 tahun berkarier di industri musik sejak pertama kali meluncurkan album Pilihanku Deritaku di bawah nama aslinya, Meliana Cessy. Waktu yang cukup lama dan tak pernah terbersit dalam benak Melly bahwa ia dapat mencapai ke titik ini. Kepada CNNIndonesia.com, ia mengaku semula tidak pernah tertarik terjun ke dunia musik. Menjadi penyanyi seolah hanya ambisi sang ibunda untuk membuktikan pada sang mantan suami, Melky Goeslaw, bahwa ia dapat membesarkan putrinya secara mandiri. "Dulu karena papa-mama saya pisah dari saya lahir, terus mama saya mungkin ada dendamnya sedikit kali ya, 'nih gue bisa membesarkan anak lu jadi penyanyi tanpa bantuan lu.' Dulu kan papa penyanyi," tutur Melly ringan, memaparkan awal perjalanannya bermusik. Ayah Melly merupakan Melky Goeslaw, penyanyi Indonesia yang aktif pada era '60-an. Ia dikenal sebagai pencetak hit seperti Pergi untuk Kembali, Hiroshima dan Nagasaki, serta Bila Cengkeh Berbunga. Menurut Melly, media-lah yang mulai sering mencantumkan Goeslaw di akhir nama Meliana Cessy, hal yang ditanggapi biasa saja olehnya.Sejak duduk di bangku sekolah, Melly mengatakan ia kerap diajak dan dipaksa ikut latihan serta lomba menyanyi. Sang ibu bahkan mengiming-iminginya baju baru agar ia mau bernyanyi. "Dari kecil nggak sama beliau [Melky], jadi saya merasa ya sendiri aja. Dan ketika ketemu juga dia bukan tipe mau disuruh nitip-nitip [nama] gitu. Jadi waktu saya casting Cipta Pesona Bintang, Asia Bagus, sama sekali enggak mau nitip-nitip. 'Kalau lu enggak bagus, ya enggak bagus, bukan mentang-mentang anak gue jadi nitip'. Itu sih, lumayan keras papa saya," kata Melly. Di sisi lain, bakat dalam menciptakan lirik-lirik puitis memang telah dimiliki Melly sejak duduk di sekolah dasar. Dia yang mengaku pemalu dan sulit mengungkapkan isi hati, memilih menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. "Dulu saya introvert banget, jadi kalau lagi marah saya tulis surat, termasuk ke mama. Kalau saya ke sekolah, di kasur sudah ada surat buat mama. Itu berlanjut terus sampai SMP karena lumayan parah malunya, jadi apa-apa lewat surat," katanya. Kebiasaan menulis itu lantas membuat Melly terlatih menulis cerita pendek hingga puisi. Namun, kala dirinya membaca sebuah artikel tentang Titiek Puspa, Melly merasa tertantang untuk mencoba bersenandung. Dan tertanya ia mampu. "Manusia itu nggak bisa main alat musik, tapi ya tetap bisa bikin lagu. Jadi saya dari SMP sudah buat lagu sendiri," katanya.Dorongan sang ibunda yang kukuh menjadikan Melly sebagai penyanyi pun pada akhirnya berbuah manis. Ia mulai merasakan sendiri manfaat dari pengembangan bakatnya itu. Mulai dari memenangkan ragam kompetensi hingga bisa menghasilkan uang sendiri. Melly menyebut, sejak SMA dirinya sudah didaftarkan ke Elfa Music Studio, menjadi penyanyi latar Elfa Singers. Ia pun mendapatkan honor dari kegiatannya kala itu dan ketagihan karenanya. Melly semakin sering bernyanyi untuk membiayai kehidupannya sendiri dan akhirnya memutuskan hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib jadi penyanyi. Melly mengenang bahwa dalam satu hari, ia dapat berkeliling ke sejumlah pertunjukan membantu sejumlah musisi, mulai dari menjadi penyanyi latar Ita Purnamasari, Nike Ardilla, Godbless, hingga Armand Maulana. Melly Goeslaw dan Anto Hoed. (Repro/CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama) | Melly begitu menikmati pekerjaannya. Dengan banyaknya tawaran yang datang dalam satu hari, pundi-pundi yang dikumpulkan pun semakin melimpah. Melihat kerepotan menjadi penyanyi utama dengan segala persiapan, saat itu ia merasa cukup puas menjadi penyanyi latar dan tak pernah berpikir untuk melangkah lebih jauh.Namun takdir ternyata berkata lain. Bermula menjadi pengganti penyanyi latar Katon Bagaskara, Melly dipertemukan dengan Arie Ayunir dan Anto Hoed, dua orang yang kemudian turut mengubah jalan hidup wanita yang lahir di bulan Januari ini. "Saat Katon break karena mesti bikin proyek dengan KLa Project, band ini jadi menganggur nih, karena pada saat itu juga aku lagi pendekatan sama Mas Anto, aku jadi suka main ke rumahnya di Rawamangun dan suka 'nge-jam' gitu," katanya. Dari sana, didorong oleh Anto dan Arie, Melly memberanikan diri merekam album dan memperdengarkan kepada seorang sahabat, Koh Ahyat yang kemudian mengusulkan konsep band. "Dia [Koh Ahyat] bilang ini keren banget, dan jangan dijadikan album solo. Karena saat itu band lagi banyak banget, Gigi, Java Jive, Dewa, dan yang vokalisnya cewek belom ada. Jadi ya sudah jadi band saja, lagipula bikin lagunya bertiga. Jadilah Potret, sampai sekarang," ungkapnya. [Gambas:Youtube] Sukses bersama Potret dan dinikahi oleh Anto Hoed pada 1995, karier Melly semakin cemerlang. Ia semakin percaya diri untuk tampil solo, dengan didukung sang suami dari balik layar, bahkan mulai menulis lagu untuk dinyanyikan orang lain dan merambah mengisi lagu pengiring film. Banyak karya Melly yang dianggap tak lekang oleh waktu. Ia kerap diandalkan penyanyi-penyanyi lain untuk menciptakan lagu, seperti oleh Krisdayanti, Rossa, hingga diva Malaysia, Siti Nurhaliza. Namanya menjadi semacam jaminan mutu. Beberapa di antara karyanya menjadi semacam anthem di momen tertentu, seperti 'Bunda' yang kerap diputar di Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember. Namun ternyata masih ada lagu-lagu populer yang tidak disadari bahwa itu buah tangan Melly. "Yang orang paling ngeh dua tahun ini, yaitu 'Guruku Tersayang'. Jadi guru-guru pada bilang, 'tiap Hari Guru kita bawain itu, tapi kita nggak tahu Melly yang buat'. Karena waktu itu dibawain sama finalis AFI, tapi kurang booming," kata Melly. Koleksi foto lawas Melly Goeslaw. (Repro/CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama) | Satu nama penting yang takkan terlupa oleh Melly, adalah almarhumah Nike Ardilla. Tumbuh besar bersama, Nike terlebih dahulu merekam album sementara Melly masih nyaman sebagai penyanyi latar. Persahabatan sangat erat yang dimulai sejak kecil itu seolah saling melengkapi, karena Nike begitu percaya diri dan sebaliknya dengan Melly yang tak pernah bercita-cita dikenal orang. "Momen saya 'jadi' bareng Potret itu ya karena sering main ke rumah Mas Anto [Hoed], karena dia [Nike Ardilla] sudah meninggal, jadi nggak ada teman," ungkap Melly. Melly menuturkan, ia belajar banyak dari sahabatnya itu, terutama tentang berpikir positif. "Kita ngontrak bareng di Jalan Mangga, itu lemarinya enggak pernah dikunci atau ditutup. Ada uang segepok, cincin, ya blank [dibiarkan] saja dengan lalu-lalang orang di dalamnya. Dan kalau hilang, dia tidak pernah ngomong, bahkan kalau saya tahu, bilang 'kayaknya kemarin jam tangan elu ada di sini', dia pasti kayak 'sudah, sudah biarin saja'," kenangnya. "Baik banget memang. Belum nemu [yang seperti Nike] sampai sekarang," ujar Melly seraya mengakui ia sangat kehilangan sepeninggal Nike pada Maret 1995 silam. [Gambas:Instagram] Duduk di kursi besar bermotif bunga-bunga, mengenakan pakaian tertutup warna kalem, Melly tampak berbeda dari yang biasa terlihat di televisi. Ia telah memberi warna dan pengaruh tersendiri di industri musik Indonesia selama 30 tahun, sembari di tengah-tengahnya menambah peran sebagai seorang istri dan ibu, Melly terdiam beberapa saat memikirkan apa lagi yang diinginkannya dalam hidup. "Saya enggak neko-neko," ujarnya perlahan. "Yang penting, musik atau dunia seni itu bisa menghidupi saya dan saya bisa menghidupi dunia itu. Jadi inginnya sih sampai menutup mata ya masih bisa berkontribusi walaupun enggak akan di depan lagi. Tapi menurut saya, lihat dari industri Hollywood, ya produser tua-tua. Pokoknya saya inginnya kalau enggak di depan, ya melahirkan orang-orang yang di depan," katanya lagi. Melly sendiri mengaku jauh lebih nyaman berada di balik layar. Baginya, 'membesarkan' penyanyi lain menjadi proyek yang menarik hati, seperti yang saat ini dikerjakannya bersama Chloe yang diketahui merupakan keponakan Agnez Mo. Mengerjakan begitu banyak hal, bahkan membawa perubahan dalam kultur pop musik Indonesia, Melly ternyata tak pernah merencanakan hidup. "Saya enggak ada cita-cita sebenarnya, jalani saja. Kadang-kadang kan berubah tergantung mood," kilahnya. Selanjutnya, cerita Melly tentang band Potret yang membuatnya harus tampil terdepan... (rea) Let's block ads! (Why?) October 13, 2018 at 07:59PM via CNN Indonesia https://ift.tt/2pTZ03W |
No comments:
Post a Comment