Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi sebesar 117,84 poin (-2,02) ke level 5.702 pada penutupan perdagangan kemarin Kamis (11/10/18). Nilai traksaksi mencapai Rp 7,4 triliun dengan semua sektor mengalami pelamahan. Investor asing kembali membukukan jual bersih (net sell) cukup besar senilai Rp 1,19 triliun. Seluruh sektor industri turut memberikan tekanan terhadap indeks IHSG. Melemahnya sektor industri dipimpin oleh sektor aneka industri dan keuangan yang masing-masing terkoreksi (-2,92%) dan (-2,68%). Dampak dari naik imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk 10 tahun dan 3 tahun yang masing-masing di level 3,22% dan 2,99%, dan volatilitas rupiah masih menjadi sentimen pasar. Hal ini membayangi kekhawatiran pelaku pasar karena akan menekan pasar ekuitas secara keseluruhan. Sementara itu, berikut ini beberapa aksi dari berbagai emiten yang layak untuk menjadi perhatian pasar dalam perdagangan di akhir pekan ini.1. IHSG Membara, Saham Superkrane Baru Tercatat Melesat 50% Saham PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) terkena batas atas transaksi perdagangan (auto reject) dalam pencatatatan saham perdananya hari ini. Padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat pembukaan terkoreksi dalam hingga 1,48%. Harga saham SKRN naik 50% ke level Rp 1.050/saham dari harga penawaran perdana sahamnya yakni Rp 700/saham. Volume perdagangan tercatat sebanyak 34,9 ribu unit saham senilai Rp 3,66 miliar. 2. Crazy Rich Eka Tjipta, Penukar Dolar Setara Rp 600 M/Bulan Sejumlah pengusaha dan perusahaan mulai beraksi menyelamatkan nilai tukar rupiah yang terus mengalami tekanan. Hari ini perusahaan Eka Tjipta Widjaja, PT Golden Mines Energy Tbk (GEMS) juga menyampaikan aktif menukar pendapatan mereka dalam dolar ke rupiah. Salah satu anak usahanya yang tergabung dalam grup ini adalah GEMS yang juga menyampaikan sudah menukar dolar ke rupiah. Corporate Secretary Golden Energy Mines Sudin Sudirman mengatakan perseroan melakukan konversi hasil penjualan ekspor senilai US$ 30 juta hingga US$ 40 juta setiap bulannya. Jika dikonversikan sekitar Rp 450 miliar - Rp 600 miliar. 3. BNI Kucurkan Kredit Investasi Rp 2,45 T ke Hutama Karya Sebagai bentuk kontribusi dalam pembiayaan ruas Terbanggi Besar - Kayu Agung dari proyek jalan Tol Trans Sumatera, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memberikan kredit investasi hingga Rp 2,45 triliun melalui pembiayaan sindikasi ke PT Hutama Karya (HK). 4. GMFI Tanda Tangani Kerja Sama Rp 13,5 Triliun PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI) menandatangani kerja sama dengan dua korporasi asing dengan nilai kerja sama mencapai US$ 900 juta (Rp 13,5 triliun, kurs Rp 15.000/US$).
Kerja sama itu dilakukan oleh perusahaan dengan Airfrance Industries KLM dan PT China Communication Construction Indonesia. 5. Sah! Bank Korsel Akuisisi Bank Dinar APRO Financial Ltd resmi mengakuisisi dan menjadi pengendali utama di PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) setelah mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), APRO akan mengakuisisi 77,38% saham DNAR dengan izin yang sudah diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 9 Oktober 2018. (roy/roy) Let's block ads! (Why?) October 12, 2018 at 03:21PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2CEHvwG |
No comments:
Post a Comment