Jakarta, CNN Indonesia -- Ibarat seorang pesulap, grup musik NDX AKA mampu menghipnotis melalui musik. Penampilannya di hari kedua Synchronize Festival 2018 membuktikan perkawinan genre dangdut dan hip-hop mampu menjadi ramuan apik untuk mengajak orang bergoyang tanpa pandang bulu. Stigma bahwa dangdut hanya dinikmati kalangan bawah diremukkan secara sempurna oleh grup musik asal Jogjakarta itu. Keragaman usia, gender, hingga strata sosial yang nampak di kerumunan penonton District Stage malam kemarin (6/10) menjadi salah satu bukti bahwa dangdut bisa dinikmati siapa saja. Tampil sederhana dengan kaus hitam dan celana panjang, Yonanda Frisna Damara dan Fajar Ari memulai panggung mereka dengan lagu 'Plis Dong Sayang'. Sontak, penonton langsung berteriak, joget dan nyanyi berjamaah. Tak banyak basa-basi, mereka langsung menyambung keriaan penonton dengan lagu 'Move On'.
Suasana penonton memadati panggung saat NDX AKA tampil. (Foto: CNN Indonesia/M. Andika Putra) | Lagu 'Holiday' menjadi lagu ketiga yang dibawakan sekaligus membuat penonton semakin terbawa suasana. Pemandangan pengunjung yang telanjang dan berjoget menggoyangkan bahu sangat mudah ditemukan.Seusai lagu ketiga, Yonanda dan Fajar sempat turun panggung baru kemudian melanjutkan penampilan mereka dengan rentetan lagu-lagu berbahasa Jawa. Mulai dari Terminal Giwangan, Bojoku Ketikung, Kelingan Mantan, Ditinggal Rabi, Kimcil Kepolen, hingga hits NDX AKA Sayang menjadi materi mereka untuk menghibur penonton malam itu. Hebatnya, lirik berbahasa Jawa tak menghentikan penonton bernyanyi bersama. Justru suara nyanyian penonton makin bertambah keras dan kompak kala lagu-lagu berbahasa Jawa dinyanyikan. Bahasa Jawa seolah-olah jadi bahasa universal yang biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta.
Padahal kendala bahasa ini sempat dikhawatirkan personel NDX AKA kala manggung di daerah-daerah yang tidak menggunakan bahasa Jawa seperti Jakarta. Walau setidaknya sudah manggung di Jakarta sebanyak lima kali, NDX AKA masih merasa ragu apakah penonton dapat menikmati lagu-lagu mereka yang berbahasa Jawa.Lagu dengan bahasa jawa itu semakin menarik dengan senggak 'oa oe' disela-sela lagu, pun begitu dengan senggak 'hoya hoya hoya'. Pengunjung yang menyaksikan NDX AKA hafal sekali kapan senggak itu disuarakan. "Kami dari rumah berpikir apakah NDX (tampil di Jakarta) akan seramai NDX di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Dugaan itu sudah dibuktikan malam ini, penonton sungguh membuat saya dan PJR terharu, mantap sekali, kami akan sering-sering manggung di sini," ujar Yonanda. Yonanda melanjutkan, "Jakarta rata-rata berbahasa Indonesia, sedangkan kita berbahasa Jawa. Tapi ternyata mereka juga banyak yang bisa menerima dan banyak juga anak rantau dari Jawa." (dna/age) Let's block ads! (Why?) October 08, 2018 at 01:37AM via CNN Indonesia https://ift.tt/2zWQc2R |
No comments:
Post a Comment