Nusa Dua, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank/WB) mengumumkan pendanaan hingga US$1 miliar (Rp 15,2 triliun) bagi Pemerintah Indonesia untuk mendukung upaya-upaya rekonstruksi bencana di Lombok dan Sulawesi Tengah. Bantuan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan daya tahan jangka panjang RI terhadap bencana. Utang tersebut akan dicairkan bila pemerintah menginginkannya.
Penggunaan pinjaman tersebut akan disertai dengan hibah senilai US$5 juta untuk memberi bantuan teknis di bidang perencanaan. Bantuan teknis ini diberikan untuk memastikan rekonstrusi yang dijalankan pemerintah memiliki daya tahan tinggi dan berbasis komunitas. "Saya mengunjungi Palu di Sulawesi hari Jumat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sangat menyedihkan melihat penderitaan [korban] dan mendengar berbagai kisah dari mereka yang terdampak," kata CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva, dikutip dari siaran pers, Ahad (14/10/2018).
"Upaya tanggap bencana pemerintah yang segera dilakukan sangat kuat dan mengesankan. Karena kita memasuki fase rekonstruksi, kami menyediakan dukungan menyeluruh hingga US$1 miliar bagi Indonesia," ujarnya.
Foto: Sekjen PBB Antonio Guterres saat meninjau korban gempa Palu, Sulawesi Tengah. (REUTERS/Jorge Silva) | Paket bantuan Bank Dunia ini termasuk bantuan tunai bagi 150 ribu keluarga paling miskin yang terdampak bencana selama enam bulan hingga satu tahun. Hal itu didesain untuk mendukung ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di daerah setempat selama masa pemulihan. Tujuan lain adalah untuk mencegah dampak buruk jangka panjang bagi sumber daya manusia. Bantuan itu juga termasuk pendanaan untuk membangun kembali fasilitas publik, seperti rumah sakit, sekolah, jembatan, jalan, jalan tol, dan infrastruktur air bersih.
Pinjaman itu juga akan memperkuat sistem monitoring dan peringatan dini serta membantu mendanai rekonstruksi infrastruktur dan layanan di tingkat perumahan dan lingkungan warga. Lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), itu memperkirakan bencana alam di kedua wilayah Indonesia menyebabkan kerugian fisik sekitar US$531 juta. Perinciannya kerugian perumahan sekitar US$181 juta, kerugian sektor nonperumahan sekitar US$185 juta, dan kerugian infrastruktur sekitar US$165 juta Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi perhatian dan dukungan dari komunitas internasional, termasuk dari Grup Bank Dunia. "Memulihkan kehidupan dan mata pencaharian warga yang terdampak bencana alam adalah prioritas utama pemerintah. Indonesia bertekad memperkuat daya tahan kami terhadap bencana alam dan berharap hubungan kerja sama ini terus berlanjut," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu. Bantuan Thailand Selain Bank Dunia, Bank Sentral Thailand (BoT) menyerahkan bantuan untuk korban bencana alam yang dialami Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Bantuan itu diberikan di sela-sela rangkaian Annual Meetings IMF-World 2018 di Nusa Dua, Bali, seperti dikutip dalam siaran pers bank sentral, Ahad (14/10/2018). Adapun penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Gubernur Bank Sentral Thailand Veerathai Santiprabhob kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Bantuan itu merupakan sumbangan yang dikumpulkan dari pegawai BoT, sebagai bentuk simpati atas musibah yang dialami masyarakat Indonesia. Gubernur Santiprabhob menyatakan pengalaman tsunami di Thailand membuatnya memahami duka mendalam yang dirasakan masyarakat Indonesia saat ini. Gubernur Warjiyo pun mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh BoT dan berjanji akan menyalurkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya. (miq/miq) Let's block ads! (Why?) October 14, 2018 at 07:57PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2A9uCs8 |
No comments:
Post a Comment