Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini, belum banyak social media influencer yang memberikan konten edukasi mengenai Bahasa Inggris. Namun di Indonesia, kita memiliki salah seorang anak muda berbakat di bidang itu, yakni Andhika Wira. Tidak pernah terpikirkan olehnya menjadi content creator dalam edukasi bahasa Inggris. Semua berawal dari sebuah kerja keras. "Saya merasa enggak punya banyak skill dulu. Saya coba menggambar tapi enggak yakin karena banyak yang jago, saya pikir pasti tenggelam dengan adanya mereka dan akhirnya seiring berjalan saya temukan sesuatu yang berbeda ya bahasa Inggris itu," kata Andhika kepada CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu. Pemilik channel Youtube @Skinnyfabs ini awalnya adalah seorang tutor atau guru bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare. Merasa ada yang kurang, Dika sapaan akrabnya, memutuskan kembali ke Jakarta.
Dika merasa punya tanggung jawab dan ingin memperkenalkan bahasa Inggris dengan cara tersendiri. Dia pun mulai membuat video listening section-nya pertama kali di akun Instagram tentang pentingnya bahasa Inggris disertai tips dan trik. "Alhamdulillah respons dari teman-teman dan followers saya positif semua," kata dia.
Sadar belajar bahasa sedikit membosankan, Dika pun mengemas konten yang unik bernafas komedi. Ini menjadi daya tarik kontennya yang selalu ditonton penggemarnya. Belum genap setahun menjadi content creator, kini Dika telah memiliki 500 ribu lebih subscribers. Kendati begitu, Dika mengaku masih belum puas dengan hal tersebut. Sebab, masih banyak pencapaian yang ingin diraih demi menyosialiasasikan bahasa Inggris ke publik
Terima endorse Sudah terkenal dan memiliki banyak followers, tentu bandrol menggunakan jasa Dika untuk endorse tidaklah murah. Meski begitu, dia tak ingin asal dan menerima semua tawaran endorse."Saya terima endorse tapi saya milih-milih karena saya kapitalis. Dan saya lebih pilih endorse pada video ketimbang foto karena bisa saya kaitkan dengan belajar bahasa Inggris," kata dia.
Menurut dia, dengan memilih endorse yang tepat, maka tidak akan membuat followers terganggu dengan iklan komersial. Dengan begitu, Dika masih bisa tetap memberikan ilmunya dengan nyaman. Dika pun melakukan monetisasi dari Youtube setiap bulan. Kemudian uang yang dia dapatkan dikumpulkan sebagian untuk membuat seminar. Penghasilannya juga diinvestasikan dalam bentuk yang tepat.
"Penghasilan dari guru dan content creator jauh sekali. Content creator lebih besar dan untuk monetisasi setiap bulan. Investasinya kalau saham belum tapi kalau tanah iya," ujar Dika. (miq/miq) Let's block ads! (Why?) October 14, 2018 at 06:00PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2NFRHpU |
No comments:
Post a Comment