Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Turki menduga Wartawan sekaligus Kritikus asal Arab Saudi Jamal Khashoggi yang menghilang empat hari lalu tewas di kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Dikutip dari Reuters, dua sumber di kepolisian Tukrki menyebut bahwa Khasoggi dibunuh di kantor Konsulat tersebut. "Penilaian awal terhadap polisi Turki adalah bahwa Tuan Khashoggi telah dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul. Kami percaya bahwa pembunuhan itu direncanakan dan mayat itu kemudian dipindahkan keluar dari konsulat," ujar salah satu sumber, Minggu (7/10). Kedua sumber tersebut tak menjelaskan bagaimana mereka meyakini adanya pembunuhan tersebut. Namun, Konsulat Arab Saudi membantah dugaan tersebut dan menyatakan tudahan tak berdasar. Sumber Reuters di Konsulat Arab Saudi menyebut tim keamanan termasuk penyelidik asal negaranya telah tiba di Istanbul pada hari Sabtu untuk mengambil bagian dalam penyelidikan atas hilangnya Khashoggi. Khashoggi, yang telah mengasingkan diri di Washington selama setahun terakhir karena khawatir tmendapat hukuman atas kritiknya terhadap kebijakan Saudi, memasuki konsulat pada hari Selasa (2/10). Menurut tunangannya, Khashoggi mendatangi kantor Konsulat Arab Saudi guna mengurus dokumen pernikahannya. Namun, keberadaan Khashoggi kemudian tak diketahui. Sejak itu, para pejabat Turki dan Saudi telah memberikan laporan yang bertentangan. Ankara mengatakan tak ada bukti jurnalis tersebut meninggalkan kantor konsulat, sedangkan Arab Saudi menyebut Khashoggi meninggalkan kantor tersebut pada hari yang sama dengan saat datang. Di sisi lain, Amerika Serikat tengah ikut mencari informasi lebih lanjut. "Kami tidak dalam posisi untuk mengkonfirmasi laporan-laporan ini, tetapi kami mengikuti mereka dengan cermat," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri. Sumber keamanan Turki mengatakan kepada Reuters bahwa 15 orang warga Arab Saudi, termasuk beberapa pejabat tiba di Istanbul dalam dua pesawat dan memasuki konsulat pada hari yang sama saat Khashoggi berada di sana. Mereka kini telah meninggalkan negara itu. Sumber Reuters mengatakan para pejabat Turki berusaha mengidentifikasi mereka. Hilangnya Khashoggi kemungkinan akan semakin memperdalam perpecahan hubungan kenegaraan antara Turki dan Arab Saudi. Hubungan keduanya sudah tegang setelah Turki mengirim pasukan ke negara Teluk Qatar tahun lalu dalam unjuk rasa setelah para tetangga Teluk, termasuk Arab Saudi, memberlakukan embargo terhadap Doha. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, mengatakan pekan ini bahwa kerajaan akan mengutus orang untuk mencari Khashoggi. Pada hari Sabtu, Yasin Aktay, penasihat Partai AK Erdogan dan seorang teman Khashoggi mengatakan kepada penyiar Qatar Al Jazeera, menuntut klarifikasi yang meyakinkan dari Arab Saudi. Ia menyebut apa yang ditawarkan putra mahkota tidak meyakinkan. Dia juga mengatakan apa yang terjadi pada Khashoggi adalah kejahatan dan mereka yang bertanggung jawab atas kepergiannya harus diadili.Para jaksa Turki telah memulai penyelidikan atas kasus itu. Seorang juru bicara Partai AK Erdogan mengatakan pihak berwenang akan mengungkap keberadaannya. "Kondisi jurnalis yang hilang, rincian tentang dia dan siapa yang bertanggung jawab atas ini akan terungkap," kata Omer Celik. Khashoggi adalah wajah yang akrab di acara bincang-bincang politik di jaringan televisi satelit Arab. Ia juga menjadi penasehat Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen dan duta besar Saudi untuk Amerika Serikat dan Inggris. Selama setahun terakhir, ia telah menulis kolom untuk surat kabar termasuk Washington Post yang mengkritik kebijakan Saudi terhadap Qatar dan Kanada, perang di Yaman, dan penindasan terhadap perbedaan pendapat yang mengakibatkan puluhan orang ditahan. (agi) Let's block ads! (Why?) October 07, 2018 at 05:36PM via CNN Indonesia https://ift.tt/2NpH7TW |
No comments:
Post a Comment