Jakarta, CNBC Indonesia - Risalah atau notulensi rapat penentuan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/ The Fed menggambarkan pembicaraan mengenai beberapa kebijakan Presiden Donald Trump yang dapat mengancam laju pertumbuhan ekonomi. Kontak dari sektor pelaku usaha yang berbicara kepada The Fed secara umum mengindikasikan keyakinan akan prospek pertumbuhan ekonomi ke depannya sekaligus menyebutkan beberapa halangan potensial yang dapat muncul setelah efek kebijakan fiskal memudar. "Meskipun ada optimisme ini, beberapa kontak mengutip faktor-faktor yang menyebabkan mereka mengorbankan produksi atau kesempatan investasi dalam beberapa kasus, termasuk kekurangan tenaga kerja dan ketidakpastian kebijakan perdagangan," menurut risalah tersebut, dikutip dari CNBC International."Secara khusus, bea impor aluminium dan baja disebut menurunkan investasi baru di sektor energi. Para kontak itu juga mengatakan beberapa perusahaan berusaha mendiversifikasi negara-negara yang diajak berdagang, baik ekspor maupun impor, sebagai akibat dari ketidakpastian kebijakan bea impor," tambahnya. [Gambas:Video CNBC] Para petani juga melaporkan bahwa bea masuk tersebut menurunkan harga panen meskipun mereka berharap program kompensasi federal yang baru saja disetujui akan dapat mengurangi beban mereka. Lebih jauh, beberapa sumber industri mengatakan memiliki kekuatan pembentukan harga yang dapat membantu mereka mengurangi dampak kenaikan biaya yang disebabkan pengenaan bea impor tersebut. AS dan beberapa rekan dagangnya sedang terlibat dalam ketegangan perdagangan yang membuat cemas perekonomian global. AS dan China telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai masing-masing miliaran dolar sejak awal tahun. Trump telah mengancam akan mengenakan bea masuk terhadap seluruh impor China bila Negeri Tirai Bambu tidak segera menurunkan surplus perdagangannya dengan AS.Selain China, AS juga sedang mengupayakan perjanjian dagang bilateral dengan Jepang, Uni Eropa, dan Inggris. (prm) Let's block ads! (Why?) October 18, 2018 at 01:50PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2CoFNi7 |
No comments:
Post a Comment