Jakarta, CNN Indonesia -- Menopause bak mimpi buruk di usia paruh baya. Ia bakal menyerang dan 'menghancurkan' kehidupan seksual siapa saja yang mulai memasuki masa menopause. Kamis (18/10) diperingati sebagai Hari Menopause Sedunia. Menopause kerap terjadi pada wanita usia 50-51 tahun. Sebanyak 25 persen wanita mengalami 'mimpi buruk' akibat masa menopause yang dilaluinya. Dalam peringatannya kali ini, HMS mengambil tema kehidupan seksual yang bahagia setelah menopause. Dalam laman resminya, International Menopause Society (IMS) menuliskan beberapa masalah seksual yang kerap dialami wanita pascamenopause. Masalah-masalah itu berhubungan dengan hasrat dan kepuasan seksual. "Ketidaknyamanan dengan hubungan seksual dan kehilangan gairah juga merupakan masalah umum yang dialami setelah memasuki masa menopause," tulis IMS.Hilangnya estrogen dan testosteron disalahkan dalam hal ini. Pasalnya, kedua hormon itu sangat berpengaruh terhadap pembangkit gairah seksual. Tingkat estrogen yang rendah juga dapat menyebabkan penurunan suplai darah ke organ intim wanita. Hal itu dapat memengaruhi pelumasan organ intim wanita 'mengering'. Alhasil, hubungan seks akan terasa sakit dan nyaman. Padahal, pada usia paruh baya, nihilnya gairah seksual bisa memengaruhi keharmonisan rumah tangga. Menopause memang menimbulkan sejumlah kelemahan. Namun, Anda tak perlu khawatir. Ginekolog Tania Adib berbicara tentang bagaimana menghadapi menopause sembari tetap mempertahankan kehidupan seks yang baik. 1. Mengatasi kekeringan organ intim Separuh dari wanita yang mengalami menopause melaporkan adanya pengurangan kuantitas hubungan seksual lantaran keringnya si organ intim. Bahkan, 1 dari 4 wanita telah berhenti melakukan hubungan seksual lantaran rasa nyeri dan ketidaknyamanan si organ intim."Bagi banyak wanita, terapi estrogen dosis rendah dapat membantu menjaga lapisan organ intim Anda tetap sehat dan dapat menjadi pilihan perawatan yang bermanfaat," ujar Tania mengutip Women and Home. Tania mengatakan, aktivitas seksual secara teratur penting untuk kesehatan organ intim pascamenopause. Pasalnya, aktivitas seksual mampu merangsang aliran darah serta menjaga organ intim tetap kencang dan letur. Ada berbagai perawatan yang aman dan efektif telah tersedia untuk mengatasi kekeringan organ intim, seperti pelembap dan krim estrogen topikal. 2. Mengatasi penurunan libido Libido rendah disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gejala lain seperti berkeringat di malam hari, kelelahan, insomnia, hingga kecemasan. "Organ intim yang kering menjadi faktor hilangnya libido," kata Tania. Ketika kadar estrogen menurun, sel-sel di lapisan organ intim menjadi lebih tipis dan kering hingga membuatnya kurang elastis. Secara tidak langsung, hal itu membuat organ intim terasa menyakitkan ketika berhubungan seksual.Ada banyak pilihan yang dapat membantu mengembalikan libido, termasuk terapi estrogen dan menggunakan pelumas selama berhubungan seksual. 3. Komunikasi dengan pasangan Komunikasi adalah kunci. Boleh jadi, pasangan tak paham dampak menopause yang terjadi pada kehidupan seks Anda. "Membuka pintu untuk dialog yang jujur dapat membantu Anda berdua merasa nyaman dan memahami perubahan yang terjadi dalam tubuh," kata Tania. Tania menyarankan Anda untuk mencari waktu santai bersama pasangan dan memulai percakapan. Dalam percakapan itu, Anda bisa mendiskusikan gejala menopause yang Anda alami agar muncul pengertian dari pasangan. 4. Mengatasi gangguan psikis akibat menopause Seseorang yang memasuki masa menopause memerlukan lebih dari satu bantuan profesional. Yang perlu diingat adalah menopause bukan cuma urusan perubahan fisik, tapi juga psikis.Mengutip Healthline, gejala psikologis seperti kecemasan, stres, dan depresi juga bisa menimpa seseorang yang memasuki masa menopause. Seiring berjalannya waktu, perubahan ini juga dapat memengaruhi hubungan dan hasrat seksual. Ada beberapa terapi yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut, seperti mencoba Tai Chi dan yoga. (asr/chs) Let's block ads! (Why?) October 18, 2018 at 02:25PM via CNN Indonesia https://ift.tt/2pZt5Pt |
No comments:
Post a Comment