Port Dickson, CNBC Indonesia - Politikus senior Malaysia Anwar Ibrahim merebut kursi parlemen dalam pemilihan khusus (by-election) yang baru saja berakhir. Kemenangan itu membuka jalannya untuk menjadi PM Malaysia menggantikan Mahathir Mohamad. Komisi Pemilihan pada Sabtu (13/10/2018) melaporkan Anwar memperoleh 71% dari total suara, mengalahkan enam kandidat lainnya. Dia mendapat 31.016 suara, sementara saingan terdekatnya hanya mendapatkan 7.456 suara. "Saya, tentu saja, sangat senang dan penuh kerendahan hati menyambut hasil tersebut," kata Anwar setelah kemenangannya, yang menandai kembalinya ia ke dunia politik setelah lepas dari penjara, untuk menjabat di parlemen. "Bagi saya ini adalah tonggak penting, mosi percaya untuk pemerintah dan agenda reformasi, dan perdana menteri secara pribadi," ujarnya seperti dilansir Al-Jazeera, Ahad (14/10/2018). Anwar diperkirakan akan dilantik sebagai legislator pada Senin (15/10/2018).
Pr ia berusia 71 tahun itu ditujuk sebagai penerus Mahathir, yang merupakan mantan musuhnya. Keduanya telah mengesampingkan perseteruan politik yang pahit dan bergandengan tangan untuk meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum bulan Mei lalu. Mahathir (93 tahun) kembali menjabat sebagai PM setelah kemenangan mengejutkan, mengalahkan Najib Razak, yang dituduh melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus 1MDB. Anwar tidak dapat berpartisipasi dalam pemungutan suara saat itu karena terjerat kasus sodomi pada 2015, sebuah tuduhan yang dia sebut bermotif politik. Tetapi kemudian dia dibebaskan setelah menerima grasi kerajaan setelah pemilihan umum. Jadi PM Malaysia Lee Tian Hock, pemilih berusia 60 tahun, mengatakan kepada kantor berita AFP dia telah "memilih calon perdana menteri". "Kami membutuhkan pemimpin yang berpengaruh untuk membawa kemajuan jangka panjang ke Port Dickson." "Pagi ini, saya berdoa kepada Allah untuk kemenangan besar bagi Anwar," kata pensiunan sopir truk Mat Taib, seorang anggota mayoritas Melayu di negara itu, kepada AFP. "Aku ingin dia menjadi perdana menteri kedelapan." Anwar gigih berkampanye selama dua minggu terakhir untuk mengamankan mandat dalam konstituensi multiras di Port Dickson, menjanjikan pemerintahan yang bersih dan mendorong kemajuan pariwisata lokal. Skandal korupsi bernilai miliaran dolar AS 1MDB, di mana Najib dan istrinya Rosmah Mansor menghadapi puluhan tuduhan korupsi, juga menjadi fokus kampanye Anwar. Ibrahim Suffian, direktur Pusat Penelitian Opini Merdeka, mengatakan Anwar memiliki "tugas besar di depannya". Di parlemen, dia akan memimpin agenda reformasi yang bertujuan untuk "meningkatkan tata pemerintahan yang baik dan kebebasan sipil" dan juga mengatasi kekhawatiran atas ekonomi. "Ekonomi Malaysia sedang tumbuh, tetapi ada kekhawatiran, terutama di kalangan kelas menengah bahwa kekayaan negara tidak sampai ke rakyat. Jadi, banyak orang mengeluh atas upah yang stagnan dan kenaikan harga," kata Suffian kepada Al Jazeera. Mahathir mengatakan dia hanya akan menjabat setidaknya selama dua tahun. Setelah itu dia akan menepati janjinya untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar. Anwar mengatakan dia ingin fokus pada reformasi parlementer dan tidak akan ikut campur dalam pemerintahan Mahathir. Foto: Reuters | (miq/miq) Let's block ads! (Why?) October 14, 2018 at 06:27PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2ISVI9C |
No comments:
Post a Comment