Jakarta, CNBC Indonesia- Konten menarik dan ramah anak adalah jargon utama Gen Halilintar, dan kemudian mengantarkan keluarga beranggotakan 13 orang ini menjadi youtuber terkaya di RI. Keluarga kompak beranggotakan 11 orang anak dan 2 orang tua yaitu Halilintar Anofial Asmid (ayah) dan Lenggogeni Faruk (ibu) masih terus eksis di dunia Youtube karena selalu memberi konten menarik. CNBC Indonesia pun mulai penasaran bagaimana keluarga ini mengumpulkan pundi-pundi dari Youtube. [Gambas:Video CNBC] Sang ibu, Lenggogeni Faruk, mengatakan bahwa Youtube adalah sebuah platform untuk menuangkan ide dan kreatifitas. Tak melulu menyangkut uang, ada kepuasaan tersendiri setiap membuat konten begitu pula kepada kesebelas anaknya yang memiliki kesukaan yang berbeda.
"Kita tidak terlalu mencari uang dari Youtube sebenarnya semuanya (anak-anak) ingin mengekspresikan dengan cara yang berbeda. Mereka ingin sharing kepada dunia dan keluarga gen halilintar sangatlah senang akan hal itu," ujar Lenggogeni kepada CNBC Indonesia saat acara Press Confrence Youtube FanFest di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, (4/10/2018). Dia menuturkan bahwa setelah menikah, sejak tahun 1993 Lenggogeni dan Halilintar mulai menjalankan bisnis, melakukan perjalanan di berbagai, yang hampir mencapai seratus negara dan lima benua. Sebagai keluarga yang doyan berkeliling dunia, Lenggogeni menyebut bahwa membuat konten tentang aktivitas mereka adalah sebuah kepuasan. "Bagi kita bikin konten itu adalah sebuah kebahagiaan bisa sharing kepada semuanya. Kita mencoba membuat konten family friendly yang diadaptasi dengan baik agar bisa dinikmati seluruh keluarga," kata Lenggogeni. Lenggogeni dan Halilintar pun membebaskan anaknya untuk berkreasi dalam membuat konten. Tak heran setiap anak-anaknya pun mulai menemukan kesenangannya seperti ada yang membuat konten memasak, bernyanyi dan fokus terhadap teknologi. Monetisasi hasil Youtube untuk produksi Ketika para kreator konten memilih menabung dan berinvestasi saat mendapatkan monetisasi, namun tidak untuk Gen Halilintar. Sang ayah, Halilintar mengaku bahwa uang yang di dapatkan diputar kembali untuk biaya produksi pembuatan konten. Tak hanya itu, uang itu juga dialihkan untuk bisnis lainnya, seperti usaha fesyen dan pembuatan buku. Gen Halilintar pun sangatlah pemilih dalam menerima endorse yang dimana bila tidak sesuai dengan mereka maka mereka tidak akan menerimanya. "Jadi monetisasi yang di dapat itu tidak untuk investasi atau lainnya. Saya kembalikan untuk cost produksi dan bisnis lainnya juga pembuatan buku. Ya, intinya untuk mengembangkan semuanya," kata Halilintar. (gus) Let's block ads! (Why?) October 07, 2018 at 11:03PM via CNBC Indonesia https://ift.tt/2CuvOJc |
No comments:
Post a Comment