| Jakarta, CNBC Indonesia - Japan International Cooperation Agency (JICA) meminta adanya evaluasi terhadap nilai proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya jika pelemahan rupiah terhadap dolar AS terus berlarut. Presiden JICA, Shinichi Kitaoka, mengatakan sebetulnya kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis finansial di Asia dahulu. "Saya tidak tahu seberapa lama penurunan nilai tukar [rupiah]. Jika Anda [Indonesia] bisa melalui ini dengan mudah, maka tidak harus melakukan itu [evaluasi nilai proyek]. Tetapi, kalau berlarut hingga lama, maka kita harus memikirkan hal itu [evaluasi]," kata dia saat berkunjung ke depo mass rapid transit (MRT) di Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (11/10/2018).
Seperti diketahui, nilai total yang diajukan JICA untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ini mencapai Rp 80 triliun.
Namun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah mengatakan dirinya meminta agar nilai proyek hanya Rp 60 triliun. Saat ini, Menhub juga melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengkaji ulang nilai proyek. "Kita juga harus realistis kan, kita kan pakai konsultan, kita pakai BPPT, artinya kalau dia [nilai proyek hasil kajian] Rp 61 triliun alasannyanya naik Rp 1 triliun itu apa, dan kalau kita bisa Rp 55 triliun juga apa alasannya," kata Menhub beberapa waktu lalu. Shinichi mengetahui bahwa tengah dilakukan evaluasi terhadap nilai proyek ini. "Saya pikir saat ini tengah didiskukan dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan, dan saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam diskusi atau pemeriksaan [examination]," ujar dia. Kehadiran kereta cepat di rute Jakarta-Surabaya dapat memangkas perjalanan dari saat ini 12 jam menjadi hanya 5-6 jam. Proyek kerja sama antara Indonesia dan Jepang ini termasuk di antaranya pembangun an lintasan baru dan memanfaatkan rel eksisting milik PT Kereta Api. (ray/dru) Let's block ads! (Why?)
October 12, 2018 at 01:12AM
via CNBC Indonesia https://ift.tt/2CCRO4K | 
No comments:
Post a Comment